Minggu, 02 Juni 2013

PENYUSUNAN BAHAN PEMBELAJARAN



A.  PENDAHULUAN
Bahan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Kelengkapan bahan pembelajaran akan membantu guru dan siswa dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Lebih dari itu, bahan pembelajaran merupakan komponen yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan belajar dan pembelajaran.
 Bahan pembelajaran yang lengkap dan disusun secara sistematis dapat menciptakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas bahan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu  bahan ajar merupakan suatu unsur yang sangat penting yang harus mendapat perhatian guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pembelajaran di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai.
Guru sebagai pelaksana pendidikan atau proses belajar dan pembelajaran dituntut untuk mampu membuat bahan pembelajaran yang berkualitas. Bahan pembelajaran berkualitas dimaksud adalah bahan pembelajaran dapat menjawab permasalahan serta memenuhi kebutuhan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, bahan pembelajaran hendaknya dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
Mempersiapkan dan membuat bahan pembelajaran tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan yang menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran.
Berikut ini akan disampaikan pembahasan tentang cara menyiapkan bahan pembelajaran, baik yang merujuk pada kurikulum pendidikan formal maupun yang didasarkan pada peta pemikiran ketika melaksanakan proses belajar dan pembelajaran pada pelatihan yang tidak menggunakan kurikulum berstandar. Adapun tujuan dari pembahasan ini agar setelah mempelajarinya dengan seksama pembelajar mampu:
  1. Menjelaskan pengertian bahan pembelajran.
  2. Membedakan bahan pembelajaran dengan buku teks.
  3. Menjelaskan fungsi dan manfaat bahan pembelajaran.
  4. Menjelaskan macam-macam bahan pembelajaran.
  5. Menjelaskan prinsip-prinsip pemilihan bahan pembelajaran.
  6. Memahami kriteria dan dapat memilih bahan pembelajaran dengan benar.
  7. Menjelaskan prosedur penyusunan bahan pembelajaraan.

B.  PENGERTIAN BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan ajar atau materi pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci, jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep, prinsip, prosedur), keterampilan, serta nilai dan sikap.
Terdapat beberapa rumusan tentang pengertian bahan pembelajaran, antara lain dikemukakan oleh Gintings (2008: 152) yaitu, bahan pembelajaran adalah rangkuman materi yang diberikan dan diajarkan kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak atau dalam bentuk lain yang tersimpan dalam file elektronik baik verbal maupun tertulis. Untuk mengupayakan agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi pembelajaran yang akan dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran ini disampaikan atau dibagikan terlebih dahulu kepada peserta didik sebelum proses belajar dan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini baik untuk dilakukan karena dengan mempelajarinya lebih dulu diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif selama berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran.
Pengertian lain tentang bahan pembelajaran dikemukakan oleh Pannin (2001), ia menyebutkan bahwa bahan ajar sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Prastowo (2011) menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bahan pembelajaran merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif  yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan pembelajaran.

C.  PERBEDAAN BAHAN PEMBELAJARAN DENGAN BUKU TEKS   
Secara umum dapat dilihat adanya perbedaan yang jelas antara bahan pembelajaran dan buku teks ditinjau dari penggunaan maupun tujuan penyusunannya. Bahan pembelajaran merupakan materi atau sumber informasi yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk dipergunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses belajar dan  pembelajaran, sementara buku teks adalah sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu tertentu.
Gintings (2008) mengemukakan perbedaan antara bahan pembelajaran dengan buku teks secara umum sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini.

Perbedaan Bahan Pembelajaran dengan Buku Teks
Aspek
Bahan Pembelajaran
Buku Teks
Tujuan Pembelajaran yang terkandung
Spesifik sesuai dengan standar kompetensi lulusan
Bersifat umum sesuai dengan asumsi penulis
Isi
Rangkuman atau cuplikan dari bukiu teks atau prosedur kegiatan yang terkait langsung dengan tujuan pembelajaran dan standar isi atau merujuk kepada TNA (Training Need Analysis)
Dapat merujuk sepenuhnya kepada kurikulum dan dapat juga merujuk kepada sistematika ilmiah suatu topik bahasan
Tingkat kedalaman materi
Disesuaikan dengan kondisi kelas dan atau berdasarkan tes awal
Disesuaikan dengan tuntutan perkembangan ilmiah
Bentuk
Cuplikan, ringkasan, materi, prosedur
Himpunan materi lengkap
Macam/jenis
Lembar teori atau hand out, modul, lembar praktek atau job sheet, tape recorder, CD pembelajaran
Buku, Majalah, dan Diktat.
Pembuat
Guru/Dosen yang akan menyampaikan materi pembelajaran atau team yang yang ditunjuk oleh lembaga pengelola pendidikan
Penulis profesional yang bekerja sama dengan penerbit
Lingkup penggunaan
Internal lembaga pendidikan tertentu
Masyarakat luas


Menurut Pannin dan Purwanto (2001) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara bahan ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented), sedangkan bahan pembelajaran ditulis dan dirancang untuk dipergunakan oleh dosen atau guru dalam proses belajar dan pembelajaran (teaching oriented). Sangat jarang buku teks dipergunakan secara mandiri dalam proses belajar dan pembelajaran karena memang tidak dirancang untuk itu, namun demikian buku teks dapat dipergunakan sebagai sumber untuk menyusun bahan pembelajaran.   Dengan demikian, penggunaan buku teks dalam proses belajar dan pembelajaran memerlukan dosen atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi atau sebagian isi buku tersebut kepada peserta didik.
Berikut ini dikemukakan tabel perbedaan antara bahan pembelajaran dengan buku teks secara terperinci.

Perbedaan antara Bahan Ajar dengan Buku Teks
Bahan Ajar
Buku Teks
Menimbulkan minat baca
1 Mengamsumsikan minat dari        pembaca
Ditulis dan dirancang untuk peserta didik
Ditulis untuk pembaca
Dikemas untuk proses instruksional
Dirancang untuk dipasarkan secra luas
Menjelaskan tujuan instruksional
Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
Disusun berdasarkan pola belajar yang fleksibel
Disusun secara linier
Struktur berdasarkan kebutuhan pesrta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai
Struktur berdasarkan logika bidang ilmu
Mengakomodasi kesulitan peserta didik
Tidak mengantisipasi kesukaran belajar peserta didik
Memberi rangkuman
Belum tentu memberi rangkuman
Gaya penulisan komunikatif dan semi formal
Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
Kepadatan berdasarkan kebutuhan peserta didik
Sangat padat
Mempunyai mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta didik
Tidak memiliki mekanisme untuk    mengumpulkan umpan balik dari pembaca
Memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berlatih
Belum tentu memberikan latihan
Menjelaskan cara mempelajari bahan ajar
Tidak selalu ada penjelasan cara mempelajari


D.  FUNGSI DAN MANFAAT BAHAN PEMBELAJARAN
1.   Fungsi BahanPembelajaran
Terdapat tiga fungsi utama bahan pembelajaran dalam kaitannya dengan penyelenggaraan proses belajar dan pembelajaran. Tiga fungsi tersebut adalah:
a.       Bahan ajar merupakan pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan kepada siswa.
b.      Bahan ajar merupakan pedoman bagi peserta didik yang akan mengarahkan aktivitas dalam proses belajar dan pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c.       Bahan ajar merupakan alat evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.

2.   Manfaat Bahan Pembelajaran
Bahan ajar merupakan sarana, alat atau instrumen yang baik dan memberikan pengaruh besar terhadap keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Manfaat dari bahan ajar itu adalah sebagai berikut:

a.   Manfaat Bagi Guru
  1. Memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
2.      Tidak bergantung pada buku teks yang terkadang sulit didapat
3.      Memperkaya wawasan karena di kembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4.      Menambah khasanah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menyusun bahan ajar
5.      Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa, karena siswa akan merasa lebih percaya kepada gurunya maupun kepada dirinya
6.      Dapat dikumpulkan menjadi buku dan dapat diterbitkan (Depdiknas, 2004:1).

b.   Manfaat Bagi Peserta Didik (Siswa)
1.   Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
2.   Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.
3.   Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya

Gintings (2008) menyatakan bahwa manfaat utama dengan adanya bahan pembelajaran yang disusun bagi penyelenggaraan peoses belajar dan pembelajaran ialah:
a.   Jika diberikan kepada siswa sebelum proses belajar dan pembelajaran berlangsung maka siswa dapat mempelajarinya terlebih dahulu sehingga siswa dapat:
1)   Memiliki kemampuan awal (entry behaviour) yang memadai untuk mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga dapat mencapai keberhasilan belajar yang maksimal.
2)   Berpartisipasi aktif dalam proses belajar dan pembelajaran , seperti, dalam diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan lain-lain.
b.   Proses belajar dan pembelajaran di kelas berjalan dengan lebih efektif dan efisien karena waktu yang tersedia dapat digunakan sebanyak-banyaknya untik kegiatan belajar dan pembelajaran yang intraktif seperti tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.
c.   Mengembangkan kegiatan belajar mandiri dengan kecepatannya sendiri.

E.  MACAM-MACAM BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran yang digunakan perlu didesain secara khusus sehingga sesuai dengan karakteristik proses belajar dan pembelajaran. Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dengan cara; pertama, membuat atau menulis sendiri, ini merupakan pengembangan bahan ajar yang paling ideal; kedua, memodifikasi atau kompilasi, yaitu menggunakan bahan ajar yang telah ada namun dilakukan perubahan atau penambahan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran; ketiga, mengadaptasi yaitu menggunakan sebagaian atau secra utuh dengan melengkapi panduan belajar dalam menggunakan bahan ajar yang telah ada.
Berdasarkan pada sudut pandang yang dipegunakan untuk melihat bahan pembelajaran yang dipegunakan dalam proses belajar dan pembelajaran maka bahan pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu; menurut karakteristik materinya dan menurut cara pengorganisasiannya (Satori, dkk., 2007: 2.40-2.43).  

1.   Macam-macam Bahan Pembelajaran menurut Karakteristik Materinya
Berdasarkan karakteristik materi atau isinya, bahan pembelajaran dapat digolongkan menjadi enam macam sebagaimana dijelaskan berikut ini.

a.   Bahan Pembelajaran Fakta
Bahan pembelajaran fakta adalah bahan pembelajaran yang isinya terdiri dari sejumlah fakta atau informasi yang secara umum diyakini kebenarannya. Misalnya, tahun-tahun sejarah atau peristiwa-peristiwa.

b.   Bahan Pembelajaran Konsep
Bahan pembelajaran yang isinya berupa gagasan, ide, pendapat, teori, atau dalail. Konsep itu bersifat abstrak, namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan. Misalnya konsep tentang bilangan ganjil dan genap yang dlambangkan dalam bentuk angka 1, 3, 5 dan 2, 4, 6, dan seterusnya.

c.   Bahan Pembelajaran Prinsip
Prinsip adalah tuntutan praktis bagi terselenggaranya perbuatan tertentu, seperti dalam proses belajar dan pembelajaran. Bahan pembelajaran prinsisp merupakan bahan pembelajaran yang memberikan landasan bagi terwujudnya suatu perbuatan yang diharapkan sehingga setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik. Contoh; prinsip-prinsip proses belajar dan pembelajaran.

d.   Bahan Pembelajaran Keterampilan
Bahan pembelajaran keterampilan terdiri dari keterampilan-keterampilan tertentu yang harus dikuasai terutama yang menyangkut keterampilan motorik, seperti keterampilan mengetik, memukul bola, lari cepat, bermain bola kaki, dan sebagainya. Bahan pembelajaran keterampilan ini banyak digunakan pada bidang pembelajaran kejuruan. Cara mempelajarinya pada umumnya dengan melaksanakan tugas-tugas dan latihan-latihan.

e.   Bahan Pembelajaran Pemecahan Masalah
Bahan pembelajaran pemecahan masalah mengandung unsur permasalahan yang harus diselesaikan/dipecahkan oleh peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya, guru memberikan tugas kepada sekelompok siswa untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan oleh sampah dan bagaimana memanfaatkannya. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan menggunakan metode pemecahan masalah. Peserta didik diberi tugas untuk berpikir, berbuat, dan membuat kesimpulan.

f.    Bahan Pembelajaran Proses
Bahan pembelajaran proses adalah bahan pembelajaran yang melukiskan proses terjadinya sesuatu, sperti proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses terjadinya pengendapan, dan lain-lain. Bahan pembelajaran proses mengacu pada pengamatan dan pengalaman. Cara mempelajarinya dengan praktik di laboratorium atau studi lapangan.

  1. Macam-macam Bahan Pembelajaran menurut Cara Pengorganisasiannya
Macam-macam bahan pembelajaran ditinjau dari cara pengorganisasiannya dapat digolongkan menjadi empat macam  cebagaimana dijelaskan berikut ini.

a.   Bahan Pembelajaran Mata pelajaran Linier
Karakteristik bahan pembelajaran mata pelajaran linier disusun secara berurutan dari yang mudah kepada yang sulit atau dari yang sederhana kepada yang kompleks. Peran sistematika dalam bahan pembelajaran ini sangat tinggi dan disampaikan secara berangsur-angsur sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya dalam pelajaran matematika, bahan pembelajaran disusun mulai dari himpunan benda-benda nyata, kemudian meningkat menjdi melambangkannya dalam bentuk lambang bilangan, dan seterusnya.

b.      Bahan Pembelajaran Mata Pelajaran Kumulatif
Bahan pembelajaran mata pelajaran ini tidak disusun dalam serangkaian tingkatan yang berseri seperti pada bahan pembelajaran mata pelajaran linier. Pendekatan metodologisnya adalah Child Centered, yaitu proses belajar dan pembelajaran seluruhnya berpusat pada kebutuhan, minat, dan perhatian peserta didik. Bahan pembelajaran mata pelajaran ini disampaikan dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagain. Metoda pembelajaran unit sangat cocok dipergunakan untuk menyajikan bahan pembelajaran ini.

c.   Bahan Pembelajaran Mata Pelajaran Praktikal
Bahan pembelajaran ini dapat disajikan dengan pendekatan dan metode drill atau pelatihan, demonstrasi, tugas, dan presentasi. Peran metode demonstrasi dalam penyajian bahan pembelajaran mata pelajaran praktikal ini sangan besar. Pelajaran oleh raga dan kesehatan, kesenian, dan kejuruan banyak mengandung bahan pembelajaran praktikal.

d.   Bahan Pembelajaran Mata Pelajaran Eksperensial
Bahan pembelajaran mata pelajaran ini sangat erat kaitannya dengan bahan pembelajaran mata pelajaran praktikal, hanya saja di sini lebih menekankan pada unsur kreativitas. Dalam penyajian bahan pembelajaran mata pelajaran ini peserta didik diharapkan dapat mengembangkan kegiatannya dalam bentuk kreativitas, tidak terlalu terikat oleh kebiasaan-kebiasaan tertentu. Bahan pembelajaran eksperensial tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan atau kejuruan saja, melainkan juga terdapat pada mata pelajaran IPA. Pendekatan dalam penyajian bahan pembelajaran ini bersifar child centered melalui prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).

F.   PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN
Keterampilan memilih bahan pembelajaran yang tepat merupakan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh setiap guru atau dosen. Pemilihan bahan pembelajaran yang tepat merupakan masalah penting dalam proses belajar dan pembelajaran dalam rangka membantu siswa mencapai kompetensi yang diharapkan. Materi atau bahan pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan. Untuk mencapai maksud tersebut, guru atau dosen hendaklah mempehatikan prinsip-prinsip dan kriteria pemilihan bahan pembelajaran yang baik dan tepat.
Beberpa prinsip yang mesti diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran yaitu; prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan prinsip kecukupan.

a.   Prinsip Relevansi
Bahan pembelajaran hendaknya relevan atau ada kaitan dan ada hubungannya dengan pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta atau bahan hafalan.

b.   Prinsip Konsistensi
Bahan pembelajaran hendaknya bersifat konsisten atau ajeg terhadap kompetensi yang hendak dicapai. Jika kompetensi dasar yang hendak dicapai empat macam, maka bahan pembelajaran yang hendak disajikan harus meliputi empat macam bahan yang sesuai untuk mencapai empat kompetensi dasar dimaksud. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

c.   Prinsip Kecukupan
Bahan pembelajaran yang diajarkan hendaknya cukup memadai atau memiliki kelayakan dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Bahan pembelajaran tidak boleh terlalu sedikit sehingga kurang membantu peserta didik untuk mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, dan tidak boleh pula terlalu banyak sehingga membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya.

G.  KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran berada dalam ruang lingkup isi kurikulum. Oleh karena itu, pemilihan bahan pembelajarn hendaklah  sejalan dengan ukuran-ukuran atau kriteria yang digunakan untuk memilih isi kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan. Kriteria pemilihan bahan pembelajaran akan dikembangkan dalam system instuksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar dan pembelajaran. Pemilihan bahan pembelajaran tersebut hendaknya memenuhi kriteria-kriteria berikut ini.

a.   Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Bahan pembelajaran yang terpilih dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan-tujuan tingkah laku. Karena itu, materi tersebut hendaknya sejalan dengan tujuan-tujuan yang telah dirumuskan.

b.   Menjabarkan tujuan pembelajaran
Perincian bahan pembelajaran berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran telah dirumuskan secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan yang  erat antara spesifikasi tujuan dan spesifikasi bahan pembelajaran.

c.   Relevan dengan kebutuhan pesrta didik
Kebutuhan peserta didik yang pokok adalah berkembang berdasarkan  potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu bahan pembelajaran yang akan disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa secara bulat dan utuh terkait dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap.

d.   Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Peserta didik dipersiapkan untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup   mandiri. Dalam hal ini, bahan pembelajaran yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang berguna dan mudah menyesuaikan  diri dengan lingkungan dan masyarakatnya.

e.   Mempertimbangkan norma yang berlaku
Bahan pembelajaran yang dipilih  hendaknya mempertimbangkan norma-norma yang berlaku. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari bahan pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan diri peserta didik sebagai manusia yang memiliki etika dan moral sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakatnya.

f.    Tersusun dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik serta logis
Setiap bahan pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan terpusat pada satu topik masalah tertentu. Bahan pembelajaran disusun secara berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis peserta didik. Dengan cara ini diharapkan isi bahan pembelajaran tersebut akan lebih mudah diserap oleh peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai.

g.   Bersumber dari buku sumber yang baku, keahlian guru, masyarakat dan fenomena alam.
Keempat faktor ini perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran. Buku sumber yang baku dimaksud adalah yang disusun oleh para ahli dalam bidang pendidikan dan disusun berdasarkan GBPP yang berlaku. Kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang diharapkan, setidaknya keberadaan buku tersebut akan sangat membantu bagi penyusunan bahan pembelajaran. Keahlian guru dalam menyusun bahan pembelajaran tentu sangatlah penting, karena sumber utama dari proses belajar dan pembelajaran adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang dianggapnya perlu utuk disajikan kepada peserta didik berdasarkan ukuran pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, sedangkan fenomena alam merupakan sumber bahan pembelajaran yang paling besar.

H.  PROSEDUR PENYUSUNAN BAHAN PEMBELAJARAN
Sebagaimana telah dikemukan pada bagian terdahulu, bahan pembelajaran merupakan komponen penting yang harus disusun dan dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar dan pembelajaran. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan yang menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Ada beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan pembelajaran sebagaiman dijelaskan berikut ini.

1.      Memahami  Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Silabus, Program Semeter, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menyusun bahan pembelajaran adalah memahami  standar isi (Permen 22/2006) berarti memahmai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal ini telah dilakukan guru ketika menyusun silabus, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan (Permen 23/2006) juga telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun demikian, ketika menyusun bahan pembelajaran, dokumen-dokumen tersebut perlu perlu dihadirkan dan dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar dalam mengaplikasikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain itu, penyusunan bahan ajar akan terpandu ke arah yang jelas, sehingga bahan ajar yang dihasilkan benar-benar berfungsi.

2.      Mengidentifikasi Jenis Bahan Pembelajaran Berdasarkan Pemahaman terhadap Poin
Mengidentifikasi jenis materi pembelajaran dilakukan agar penyusun bahan pembelajaran mengenal dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan disajikan.

3.      Melakuan Pemetaan Materi
Hasil identifikasi dipetakan dan  diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang dipilih (prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan standar kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL). Tentu saja di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah dirumuskan pada saat menyusun silabus. Jika ketika menyusun silabus telah terpeta dengan baik, pemetaan tidak diperlukan lagi. Penyusun bahan ajar tinggal mempedomani yang ada pada silbus. Akan tetapi jika belum terpetakan dengan baik, perlu pemetaan ulang setelah penyusunan silabus.

4.      Menetapkan Bentuk Penyajian
Langkah berikutnya yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk penyajian dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti buku teks, modul, diktat, lembar informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini dapat dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya dapat dilihat dari sisi kompleksitas struktur dan pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan dengan yang lain. Adapun yang paling kurang kompleksitasnya adalah bahan pembelajaran sederhana.

5.      Menyusun Struktur (Kerangka) Penyajian
Jika bentuk penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan pembelajaran menyusun struktur atau kerangka penyajian. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi yang telah diatetapkan.

6.      Membaca  Buku Sumber
Membaca buku sumber diperlukan untuk menentukan materi yang diisikan pada kerangka struktur penyajian. Kegiatan pengisian dilakukan setelah penyusunan Struktur Penyajian. 

7.      Membuat Draft Bahan Pembelajaran
Kegiatan membuat draf (termasuk membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.

8.      Merevisi (Menyunting) Bahan Pembelajaran
Meneliti ulang draf yang telah jadi seraya melakukan perbaikan (revisi) jika diperlukan.

9.      Mengujicobakan Bahan Pembelajaran
Bahan pembelajaran diujicobakan untuk mengetahui tingkat kelayakannya sebagai bahan pembelajaran.

10. Merevisi dan Menulis Akhir (Finalisasi)
Melakukan perbaikan terhadap draf yang telah diujicobakan kemudian melakukan kegiatan penulisan akhir (finalisasi).
Selanjutnya setelah prosedur sebagaimana tersebut telah dilakukan, maka bahan ajar siap dipergunakan untuk membelajarkan peserta didik.





DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Dikdasmenum, 2004, Pedoman Umum Pemilihan dan Pemanfaatan bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas.
Gintings, Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniora.
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian - bahan - ajar - materi pembelajaran.
http://dianramadani150393.blogspot.com/2012/12/pemilihan-materipelajaran.html
Pannin, Paulina dan Purwanto, 2001, Penulisan Bahan Ajar, Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Ditjen Dikti Diknas.
Prastowo, Andi, 2011, Panduan Kreaftif Membuat Bahan Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press.
Satori, Djam’an, dkk, 2007, Profesi Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar