A. PENDAHULUAN
Bahan pembelajaran merupakan
komponen penting yang harus dipersiapkan guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar
dan pembelajaran. Kelengkapan bahan pembelajaran akan membantu guru dan siswa
dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Lebih dari itu, bahan pembelajaran
merupakan komponen yang sangat menentukan bagi tercapainya tujuan belajar dan
pembelajaran.
Bahan pembelajaran yang lengkap dan disusun secara sistematis dapat
menciptakan proses belajar dan pembelajaran yang efektif dan efisien. Kualitas
bahan pembelajaran juga merupakan salah satu faktor penentu bagi proses belajar
dan pembelajaran untuk mencapai tujuannya. Oleh karena itu bahan ajar merupakan suatu unsur yang sangat
penting yang harus mendapat perhatian guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar
dan pembelajaran di dalam kelas, sehingga tujuan pembelajaran yang diinginkan
dapat tercapai.
Guru sebagai pelaksana
pendidikan atau proses belajar dan pembelajaran dituntut untuk mampu membuat
bahan pembelajaran yang berkualitas. Bahan pembelajaran berkualitas dimaksud
adalah bahan pembelajaran dapat menjawab permasalahan serta memenuhi kebutuhan
siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, bahan pembelajaran
hendaknya dapat memberikan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap
yang harus dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah
ditentukan.
Mempersiapkan dan membuat
bahan pembelajaran tentu saja bukanlah pekerjaan yang mudah. Bahan pembelajaran
tersebut merupakan ramuan yang menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki
peserta didik di akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya proses belajar dan
pembelajaran.
Berikut ini akan disampaikan
pembahasan tentang cara menyiapkan bahan pembelajaran, baik yang merujuk pada
kurikulum pendidikan formal maupun yang didasarkan pada peta pemikiran ketika
melaksanakan proses belajar dan pembelajaran pada pelatihan yang tidak menggunakan
kurikulum berstandar. Adapun tujuan dari pembahasan ini agar setelah
mempelajarinya dengan seksama pembelajar mampu:
- Menjelaskan pengertian bahan pembelajran.
- Membedakan bahan pembelajaran dengan buku teks.
- Menjelaskan fungsi dan manfaat bahan pembelajaran.
- Menjelaskan macam-macam bahan pembelajaran.
- Menjelaskan prinsip-prinsip pemilihan bahan pembelajaran.
- Memahami kriteria dan dapat memilih bahan pembelajaran dengan benar.
- Menjelaskan prosedur penyusunan bahan pembelajaraan.
B. PENGERTIAN BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan ajar atau materi
pembelajaran (instructional materials) secara garis besar terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka
mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Secara terperinci,
jenis-jenis materi pembelajaran terdiri dari pengetahuan (fakta, konsep,
prinsip, prosedur), keterampilan, serta nilai dan sikap.
Terdapat beberapa rumusan tentang
pengertian bahan pembelajaran, antara lain dikemukakan oleh Gintings (2008:
152) yaitu, bahan pembelajaran adalah rangkuman materi yang diberikan dan
diajarkan kepada siswa dalam bentuk bahan tercetak atau dalam bentuk lain yang
tersimpan dalam file elektronik baik verbal maupun tertulis. Untuk mengupayakan
agar siswa memiliki pemahaman awal tentang materi pembelajaran yang akan
dibahas, sebaiknya bahan pembelajaran ini disampaikan atau dibagikan terlebih
dahulu kepada peserta didik sebelum proses belajar dan pembelajaran
dilaksanakan. Hal ini baik untuk dilakukan karena dengan mempelajarinya lebih
dulu diharapkan peserta didik dapat berpartisipasi aktif selama berlangsungnya
proses belajar dan pembelajaran.
Pengertian lain tentang bahan
pembelajaran dikemukakan oleh Pannin (2001), ia menyebutkan bahwa bahan ajar
sebagai bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Prastowo (2011)
menyatakan pemahaman bahan ajar sebagai segala bahan (baik informasi, alat,
maupun teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang dikuasai peserta didik dan digunakan dalam proses pembelajaran
dengan tujuan perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran.
Berdasarkan beberapa
pengertian sebagaimana tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa bahan pembelajaran
merupakan susunan sistematis dari berbagai bentuk bahan pembelajaran baik tertulis
seperti buku pelajaran, modul, handout, LKS maupun yang tidak tertulis seperti
maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif yang di pakai atau digunakan sebagai pedoman
atau panduan oleh pendidik atau instruktur dalam proses belajar dan pembelajaran.
C. PERBEDAAN BAHAN PEMBELAJARAN DENGAN BUKU TEKS
Secara umum dapat dilihat
adanya perbedaan yang jelas antara bahan pembelajaran dan buku teks ditinjau
dari penggunaan maupun tujuan penyusunannya. Bahan pembelajaran merupakan
materi atau sumber informasi yang dirancang dan disusun secara sistematis untuk
dipergunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam proses belajar dan pembelajaran, sementara buku teks adalah
sumber informasi yang disusun dengan urutan atau struktur berdasar bidang ilmu
tertentu.
Gintings (2008)
mengemukakan perbedaan antara bahan pembelajaran dengan buku teks secara umum sebagaimana
terlihat pada tabel berikut ini.
Perbedaan Bahan
Pembelajaran dengan Buku Teks
Aspek
|
Bahan
Pembelajaran
|
Buku Teks
|
Tujuan Pembelajaran yang terkandung
|
Spesifik sesuai dengan standar
kompetensi lulusan
|
Bersifat umum sesuai dengan asumsi
penulis
|
Isi
|
Rangkuman atau cuplikan dari bukiu teks atau
prosedur kegiatan yang terkait langsung dengan tujuan pembelajaran dan
standar isi atau merujuk kepada TNA (Training Need Analysis)
|
Dapat merujuk sepenuhnya kepada kurikulum dan
dapat juga merujuk kepada sistematika ilmiah suatu topik bahasan
|
Tingkat kedalaman materi
|
Disesuaikan dengan kondisi kelas dan atau
berdasarkan tes awal
|
Disesuaikan dengan tuntutan perkembangan ilmiah
|
Bentuk
|
Cuplikan, ringkasan, materi, prosedur
|
Himpunan materi lengkap
|
Macam/jenis
|
Lembar teori atau hand out, modul, lembar
praktek atau job sheet, tape recorder, CD pembelajaran
|
Buku, Majalah, dan Diktat.
|
Pembuat
|
Guru/Dosen yang akan menyampaikan materi
pembelajaran atau team yang yang ditunjuk oleh lembaga pengelola pendidikan
|
Penulis profesional yang bekerja sama dengan
penerbit
|
Lingkup penggunaan
|
Internal lembaga pendidikan tertentu
|
Masyarakat luas
|
Menurut Pannin dan
Purwanto (2001) bahan ajar berbeda dengan buku teks. Perbedaan antara bahan
ajar dengan buku teks tidak hanya terletak pada format, tata letak dan
perwajahannya, tetapi juga pada orientasi dan pendekatan yang digunakan dalam
penyusunannya. Buku teks biasanya ditulis dengan orientasi pada struktur dan
urutan berdasarkan bidang ilmu (content oriented), sedangkan bahan
pembelajaran ditulis dan dirancang untuk dipergunakan oleh dosen atau guru
dalam proses belajar dan pembelajaran (teaching oriented). Sangat jarang
buku teks dipergunakan secara mandiri dalam proses belajar dan pembelajaran karena
memang tidak dirancang untuk itu, namun demikian buku teks dapat dipergunakan
sebagai sumber untuk menyusun bahan pembelajaran. Dengan
demikian, penggunaan buku teks dalam proses belajar dan pembelajaran memerlukan
dosen atau guru yang berfungsi sebagai penterjemah yang menyampaikan isi atau
sebagian isi buku tersebut kepada peserta didik.
Berikut ini
dikemukakan tabel perbedaan antara bahan pembelajaran dengan buku teks secara
terperinci.
Perbedaan antara Bahan Ajar
dengan Buku Teks
Bahan Ajar
|
Buku Teks
|
Menimbulkan minat
baca
|
1
Mengamsumsikan minat dari pembaca
|
Ditulis dan dirancang
untuk peserta didik
|
Ditulis untuk pembaca
|
Dikemas untuk proses
instruksional
|
Dirancang untuk dipasarkan secra luas
|
Menjelaskan tujuan
instruksional
|
Belum tentu menjelaskan tujuan instruksional
|
Disusun berdasarkan pola
belajar yang fleksibel
|
Disusun secara linier
|
Struktur berdasarkan
kebutuhan pesrta didik dan kompetensi akhir yang akan dicapai
|
Struktur berdasarkan logika bidang ilmu
|
Mengakomodasi
kesulitan peserta didik
|
Tidak mengantisipasi kesukaran belajar peserta
didik
|
Memberi rangkuman
|
Belum tentu memberi
rangkuman
|
Gaya penulisan
komunikatif dan semi formal
|
Gaya penulisan naratif tetapi tidak komunikatif
|
Kepadatan berdasarkan
kebutuhan peserta didik
|
Sangat padat
|
Mempunyai mekanisme
untuk mengumpulkan umpan balik dari peserta didik
|
Tidak memiliki mekanisme untuk mengumpulkan umpan balik dari pembaca
|
Memberikan kesempatan
pada peserta didik untuk berlatih
|
Belum tentu
memberikan latihan
|
Menjelaskan cara
mempelajari bahan ajar
|
Tidak selalu ada penjelasan cara mempelajari
|
D. FUNGSI DAN MANFAAT BAHAN PEMBELAJARAN
1. Fungsi BahanPembelajaran
Terdapat tiga fungsi utama bahan
pembelajaran dalam kaitannya dengan penyelenggaraan proses belajar dan
pembelajaran. Tiga fungsi tersebut adalah:
a. Bahan ajar merupakan pedoman
bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitas dalam proses belajar dan
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi kompetensi yang seharusnya diajarkan/dilatihkan
kepada siswa.
b. Bahan ajar merupakan pedoman
bagi peserta didik yang akan mengarahkan aktivitas dalam proses belajar dan
pembelajaran, sekaligus merupakan substansi yang seharusnya dipelajari/dikuasainya.
c. Bahan ajar merupakan alat
evaluasi pencapaian/penguasaan hasil pembelajaran.
2. Manfaat Bahan Pembelajaran
Bahan ajar merupakan sarana,
alat atau instrumen yang baik dan memberikan pengaruh besar terhadap
keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran. Manfaat dari bahan ajar itu adalah
sebagai berikut:
a. Manfaat Bagi Guru
- Memperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan belajar siswa
2. Tidak bergantung pada buku
teks yang terkadang sulit didapat
3. Memperkaya wawasan karena di
kembangkan dengan menggunakan berbagai referensi
4. Menambah khasanah
pengetahuan dan pengalaman guru dalam menyusun bahan ajar
5. Membangun komunikasi
pembelajaran yang efektif antara guru dan siswa, karena siswa akan merasa lebih
percaya kepada gurunya maupun kepada dirinya
6. Dapat dikumpulkan menjadi
buku dan dapat diterbitkan (Depdiknas, 2004:1).
b. Manfaat Bagi Peserta Didik (Siswa)
1. Kegiatan
pembelajaran menjadi lebih menarik.
2. Kesempatan
untuk belajar secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran
guru.
3. Mendapatkan
kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang harus dikuasainya
Gintings (2008) menyatakan
bahwa manfaat utama dengan adanya bahan pembelajaran yang disusun bagi
penyelenggaraan peoses belajar dan pembelajaran ialah:
a. Jika diberikan kepada siswa sebelum proses
belajar dan pembelajaran berlangsung maka siswa dapat mempelajarinya terlebih
dahulu sehingga siswa dapat:
1) Memiliki kemampuan awal (entry behaviour)
yang memadai untuk mengikuti kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga dapat
mencapai keberhasilan belajar yang maksimal.
2) Berpartisipasi aktif dalam proses belajar dan
pembelajaran , seperti, dalam diskusi, tanya jawab, kerja kelompok, dan
lain-lain.
b. Proses belajar dan pembelajaran di kelas
berjalan dengan lebih efektif dan efisien karena waktu yang tersedia dapat
digunakan sebanyak-banyaknya untik kegiatan belajar dan pembelajaran yang
intraktif seperti tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, dan lain-lain.
c. Mengembangkan kegiatan belajar mandiri dengan
kecepatannya sendiri.
E. MACAM-MACAM BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran
yang digunakan perlu didesain secara khusus sehingga sesuai dengan
karakteristik proses belajar dan pembelajaran. Pengembangan bahan ajar dapat dilakukan dengan cara; pertama, membuat
atau menulis sendiri, ini merupakan pengembangan bahan ajar yang paling ideal; kedua,
memodifikasi atau kompilasi, yaitu menggunakan bahan ajar yang telah ada namun
dilakukan perubahan atau penambahan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran; ketiga,
mengadaptasi yaitu menggunakan sebagaian atau secra utuh dengan melengkapi
panduan belajar dalam menggunakan bahan ajar yang telah ada.
Berdasarkan pada sudut pandang yang dipegunakan
untuk melihat bahan pembelajaran yang dipegunakan dalam proses belajar dan
pembelajaran maka bahan pembelajaran dapat digolongkan menjadi dua macam,
yaitu; menurut karakteristik materinya dan menurut cara pengorganisasiannya
(Satori, dkk., 2007: 2.40-2.43).
1. Macam-macam Bahan Pembelajaran menurut Karakteristik Materinya
Berdasarkan karakteristik
materi atau isinya, bahan pembelajaran dapat digolongkan menjadi enam macam
sebagaimana dijelaskan berikut ini.
a. Bahan Pembelajaran Fakta
Bahan pembelajaran fakta
adalah bahan pembelajaran yang isinya terdiri dari sejumlah fakta atau
informasi yang secara umum diyakini kebenarannya. Misalnya, tahun-tahun sejarah
atau peristiwa-peristiwa.
b. Bahan Pembelajaran Konsep
Bahan pembelajaran yang isinya
berupa gagasan, ide, pendapat, teori, atau dalail. Konsep itu bersifat abstrak,
namun akan menjadi nyata jika diwujudkan dalam bentuk benda atau perbuatan.
Misalnya konsep tentang bilangan ganjil dan genap yang dlambangkan dalam bentuk
angka 1, 3, 5 dan 2, 4, 6, dan seterusnya.
c. Bahan Pembelajaran Prinsip
Prinsip adalah tuntutan
praktis bagi terselenggaranya perbuatan tertentu, seperti dalam proses belajar
dan pembelajaran. Bahan pembelajaran prinsisp merupakan bahan pembelajaran yang
memberikan landasan bagi terwujudnya suatu perbuatan yang diharapkan sehingga
setiap tindakan yang dilakukan dapat dikontrol dengan baik. Contoh;
prinsip-prinsip proses belajar dan pembelajaran.
d. Bahan Pembelajaran Keterampilan
Bahan pembelajaran
keterampilan terdiri dari keterampilan-keterampilan tertentu yang harus dikuasai
terutama yang menyangkut keterampilan motorik, seperti keterampilan mengetik,
memukul bola, lari cepat, bermain bola kaki, dan sebagainya. Bahan pembelajaran
keterampilan ini banyak digunakan pada bidang pembelajaran kejuruan. Cara
mempelajarinya pada umumnya dengan melaksanakan tugas-tugas dan
latihan-latihan.
e. Bahan Pembelajaran Pemecahan Masalah
Bahan pembelajaran pemecahan
masalah mengandung unsur permasalahan yang harus diselesaikan/dipecahkan oleh
peserta didik baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya, guru memberikan
tugas kepada sekelompok siswa untuk mengatasi permasalahan yang ditimbulkan
oleh sampah dan bagaimana memanfaatkannya. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan
menggunakan metode pemecahan masalah. Peserta didik diberi tugas untuk
berpikir, berbuat, dan membuat kesimpulan.
f. Bahan Pembelajaran Proses
Bahan pembelajaran proses
adalah bahan pembelajaran yang melukiskan proses terjadinya sesuatu, sperti
proses terjadinya perubahan warna, proses terjadinya hujan, proses terjadinya
pengendapan, dan lain-lain. Bahan pembelajaran proses mengacu pada pengamatan
dan pengalaman. Cara mempelajarinya dengan praktik di laboratorium atau studi
lapangan.
- Macam-macam Bahan Pembelajaran menurut Cara Pengorganisasiannya
Macam-macam bahan pembelajaran
ditinjau dari cara pengorganisasiannya dapat digolongkan menjadi empat
macam cebagaimana dijelaskan berikut
ini.
a. Bahan Pembelajaran Mata pelajaran Linier
Karakteristik bahan
pembelajaran mata pelajaran linier disusun secara berurutan dari yang mudah
kepada yang sulit atau dari yang sederhana kepada yang kompleks. Peran
sistematika dalam bahan pembelajaran ini sangat tinggi dan disampaikan secara
berangsur-angsur sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Misalnya
dalam pelajaran matematika, bahan pembelajaran disusun mulai dari himpunan
benda-benda nyata, kemudian meningkat menjdi melambangkannya dalam bentuk
lambang bilangan, dan seterusnya.
b. Bahan Pembelajaran Mata
Pelajaran Kumulatif
Bahan pembelajaran mata
pelajaran ini tidak disusun dalam serangkaian tingkatan yang berseri seperti
pada bahan pembelajaran mata pelajaran linier. Pendekatan metodologisnya adalah
Child Centered, yaitu proses belajar dan pembelajaran seluruhnya
berpusat pada kebutuhan, minat, dan perhatian peserta didik. Bahan pembelajaran
mata pelajaran ini disampaikan dari keseluruhan menuju kepada bagian-bagain.
Metoda pembelajaran unit sangat cocok dipergunakan untuk menyajikan bahan
pembelajaran ini.
c. Bahan Pembelajaran Mata Pelajaran Praktikal
Bahan pembelajaran ini dapat
disajikan dengan pendekatan dan metode drill atau pelatihan, demonstrasi,
tugas, dan presentasi. Peran metode demonstrasi dalam penyajian bahan
pembelajaran mata pelajaran praktikal ini sangan besar. Pelajaran oleh raga dan
kesehatan, kesenian, dan kejuruan banyak mengandung bahan pembelajaran
praktikal.
d. Bahan Pembelajaran Mata Pelajaran
Eksperensial
Bahan pembelajaran mata
pelajaran ini sangat erat kaitannya dengan bahan pembelajaran mata pelajaran
praktikal, hanya saja di sini lebih menekankan pada unsur kreativitas. Dalam
penyajian bahan pembelajaran mata pelajaran ini peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan kegiatannya dalam bentuk kreativitas, tidak terlalu terikat oleh
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Bahan pembelajaran eksperensial tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan atau kejuruan saja, melainkan juga terdapat
pada mata pelajaran IPA. Pendekatan dalam penyajian bahan pembelajaran ini
bersifar child centered melalui prinsip cara belajar siswa aktif (CBSA).
F. PRINSIP-PRINSIP PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN
Keterampilan memilih bahan
pembelajaran yang tepat merupakan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh
setiap guru atau dosen. Pemilihan bahan pembelajaran yang tepat merupakan masalah
penting dalam proses belajar dan pembelajaran dalam rangka membantu siswa
mencapai kompetensi yang diharapkan. Materi atau bahan pembelajaran (instructional materials) secara
garis besar terdiri dari pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan sikap yang
harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang telah ditentukan. Untuk mencapai maksud tersebut, guru atau dosen
hendaklah mempehatikan prinsip-prinsip dan kriteria pemilihan bahan
pembelajaran yang baik dan tepat.
Beberpa prinsip yang mesti
diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran yaitu; prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan
prinsip kecukupan.
a. Prinsip Relevansi
Bahan pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitan dan ada hubungannya dengan pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, jika kompetensi yang diharapkan
dikuasai siswa berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan
harus berupa fakta atau bahan hafalan.
b. Prinsip Konsistensi
Bahan pembelajaran hendaknya
bersifat konsisten atau ajeg terhadap kompetensi yang hendak dicapai. Jika
kompetensi dasar yang hendak dicapai empat macam, maka bahan pembelajaran yang
hendak disajikan harus meliputi empat macam bahan yang sesuai untuk mencapai empat
kompetensi dasar dimaksud. Misalnya, kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa
adalah pengoperasian bilangan yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik
penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.
c. Prinsip Kecukupan
Bahan pembelajaran yang
diajarkan hendaknya cukup memadai atau memiliki kelayakan dalam membantu peserta
didik menguasai kompetensi dasar yang diharapkan. Bahan pembelajaran tidak
boleh terlalu sedikit sehingga kurang membantu peserta didik untuk mencapai
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan, dan tidak boleh
pula terlalu banyak sehingga membuang-buang waktu dan tenaga yang tidak perlu
untuk mempelajarinya.
G. KRITERIA PEMILIHAN BAHAN PEMBELAJARAN
Bahan pembelajaran berada dalam
ruang lingkup isi kurikulum. Oleh karena itu, pemilihan bahan pembelajarn hendaklah sejalan dengan ukuran-ukuran atau kriteria yang
digunakan untuk memilih isi kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan.
Kriteria pemilihan bahan pembelajaran akan dikembangkan dalam system
instuksional dan yang mendasari penentuan strategi belajar dan pembelajaran.
Pemilihan bahan pembelajaran tersebut hendaknya memenuhi kriteria-kriteria
berikut ini.
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran
Bahan pembelajaran yang terpilih
dimaksudkan untuk mencapai tujuan instruksional khusus atau tujuan-tujuan
tingkah laku. Karena itu, materi tersebut hendaknya sejalan dengan tujuan-tujuan
yang telah dirumuskan.
b. Menjabarkan tujuan pembelajaran
Perincian bahan pembelajaran
berdasarkan pada tuntutan dimana setiap tujuan pembelajaran telah dirumuskan
secara spesifik , dapat diamati dan terukur. Ini berarti terdapat keterkaitan
yang erat antara spesifikasi tujuan dan
spesifikasi bahan pembelajaran.
c. Relevan dengan kebutuhan pesrta didik
Kebutuhan peserta didik yang
pokok adalah berkembang berdasarkan
potensi yang dimilikinya. Oleh sebab itu bahan pembelajaran yang akan
disajikan hendaknya sesuai dengan usaha untuk mengembangkan pribadi siswa
secara bulat dan utuh terkait dengan pengetahuan, keterampilan, serta nilai dan
sikap.
d. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Peserta didik dipersiapkan
untuk menjadi warga masyarakat yang berguna dan mampu hidup mandiri. Dalam hal ini, bahan pembelajaran
yang dipilih hendaknya turut membantu mereka memberikan pengalaman edukatif
yang bermakna bagi perkembangan mereka menjadi manusia yang berguna dan mudah
menyesuaikan diri dengan lingkungan dan
masyarakatnya.
e. Mempertimbangkan norma yang berlaku
Bahan pembelajaran
yang dipilih hendaknya mempertimbangkan norma-norma
yang berlaku. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari bahan
pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan diri peserta didik sebagai manusia
yang memiliki etika dan moral sesuai dengan system nilai dan norma-norma yang
berlaku di masyarakatnya.
f. Tersusun
dalam ruang lingkup dan urutan yang sistematik serta logis
Setiap bahan
pembelajaran disusun secara bulat dan menyeluruh, terbatas ruang lingkupnya dan
terpusat pada satu topik masalah tertentu. Bahan pembelajaran disusun secara
berurutan dengan mempertimbangkan faktor perkembangan psikologis peserta didik.
Dengan cara ini diharapkan isi bahan pembelajaran tersebut akan lebih mudah
diserap oleh peserta didik dan tujuan pembelajaran dapat dapat tercapai.
g. Bersumber
dari buku sumber yang baku, keahlian guru, masyarakat dan fenomena alam.
Keempat faktor ini
perlu diperhatikan dalam memilih bahan pembelajaran. Buku sumber yang baku
dimaksud adalah yang disusun oleh para ahli dalam bidang pendidikan dan disusun
berdasarkan GBPP yang berlaku. Kendatipun belum tentu lengkap sebagaimana yang
diharapkan, setidaknya keberadaan buku tersebut akan sangat membantu bagi
penyusunan bahan pembelajaran. Keahlian guru dalam menyusun bahan pembelajaran
tentu sangatlah penting, karena sumber utama dari proses belajar dan
pembelajaran adalah guru itu sendiri. Guru dapat menyimak semua hal yang
dianggapnya perlu utuk disajikan kepada peserta didik berdasarkan ukuran
pribadianya. Masyarakat juga merupakan sumber yang luas, sedangkan fenomena
alam merupakan sumber bahan pembelajaran yang paling besar.
H. PROSEDUR
PENYUSUNAN BAHAN PEMBELAJARAN
Sebagaimana telah dikemukan
pada bagian terdahulu, bahan pembelajaran
merupakan komponen penting yang harus disusun dan dipersiapkan guru sebelum melaksanakan
kegiatan belajar dan pembelajaran. Bahan pembelajaran tersebut merupakan ramuan
yang menentukan kompetensi yang akan dicapai dan dimiliki peserta didik di
akhir kegiatan atau setelah berlangsungnya proses belajar dan pembelajaran. Ada
beberapa prosedur yang harus diikuti dalam penyusunan bahan pembelajaran
sebagaiman dijelaskan berikut ini.
1. Memahami Standar
Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, Silabus, Program Semeter, dan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah pertama
yang harus dilakukan dalam menyusun bahan pembelajaran adalah memahami
standar isi (Permen 22/2006) berarti memahmai standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Hal ini telah dilakukan guru ketika menyusun silabus, program semester,
dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Memahami standar kompetensi lulusan
(Permen 23/2006) juga telah dilakukan ketika menyusun silabus. Walaupun
demikian, ketika menyusun bahan pembelajaran, dokumen-dokumen tersebut perlu
perlu dihadirkan dan dibaca kembali. Hal itu akan membantu penyusun bahan ajar
dalam mengaplikasikan prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan. Selain
itu, penyusunan bahan ajar akan terpandu ke arah yang jelas, sehingga bahan
ajar yang dihasilkan benar-benar berfungsi.
2. Mengidentifikasi Jenis
Bahan Pembelajaran Berdasarkan Pemahaman terhadap Poin
Mengidentifikasi
jenis materi pembelajaran dilakukan agar penyusun bahan pembelajaran mengenal
dengan tepat jenis-jenis materi pembelajaran yang akan disajikan.
3. Melakuan Pemetaan Materi
Hasil identifikasi
dipetakan dan diorganisasikan sesuai dengan pendekatan yang dipilih
(prosedural atau hierarkis). Pemetaan materi dilakukan berdasarkan standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), dan standar kompetensi lulusan (SKL).
Tentu saja di dalamnya terdapat indikator pencapaian yang telah dirumuskan pada
saat menyusun silabus. Jika ketika menyusun silabus telah terpeta dengan baik,
pemetaan tidak diperlukan lagi. Penyusun bahan ajar tinggal mempedomani yang
ada pada silbus. Akan tetapi jika belum terpetakan dengan baik, perlu pemetaan
ulang setelah penyusunan silabus.
4. Menetapkan Bentuk
Penyajian
Langkah berikutnya
yaitu menetapkan bentuk penyajian. Bentuk penyajian dapat dipilih sesuai dengan
kebutuhan. Bentuk-bentuk tersebut adalah seperti buku teks, modul, diktat,
lembar informasi, atau bahan ajar sederhana. Masing-masing bentuk penyajian ini
dapat dilihat dari berbagai sisi. Di antaranya dapat dilihat dari sisi kompleksitas
struktur dan pekerjaannya. Bentuk buku teks tentu lebih kompleks dibandingkan
dengan yang lain. Adapun yang paling kurang kompleksitasnya adalah bahan pembelajaran
sederhana.
5. Menyusun Struktur
(Kerangka) Penyajian
Jika bentuk
penyajian sudah ditetapkan, penyusun bahan pembelajaran menyusun struktur atau
kerangka penyajian. Kerangka-kerangka itu diisi dengan materi yang telah
diatetapkan.
6. Membaca Buku Sumber
Membaca buku
sumber diperlukan untuk menentukan materi yang diisikan pada kerangka struktur
penyajian. Kegiatan pengisian dilakukan setelah penyusunan Struktur
Penyajian.
7. Membuat Draft Bahan
Pembelajaran
Kegiatan membuat
draf (termasuk membahasakan, membuat ilustrasi, gambar) ini dilakukan bersamaan
dengan kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya.
8. Merevisi (Menyunting)
Bahan Pembelajaran
Meneliti ulang
draf yang telah jadi seraya melakukan perbaikan (revisi) jika diperlukan.
9. Mengujicobakan Bahan
Pembelajaran
Bahan pembelajaran
diujicobakan untuk mengetahui tingkat kelayakannya sebagai bahan pembelajaran.
10. Merevisi
dan Menulis Akhir (Finalisasi)
Melakukan
perbaikan terhadap draf yang telah diujicobakan kemudian melakukan kegiatan
penulisan akhir (finalisasi).
Selanjutnya
setelah prosedur sebagaimana tersebut telah dilakukan, maka bahan ajar siap
dipergunakan untuk membelajarkan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Dikdasmenum, 2004, Pedoman Umum Pemilihan dan
Pemanfaatan bahan Ajar, Jakarta: Depdiknas.
Gintings,
Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung:
Humaniora.
http://mgmpips.wordpress.com/2007/03/02/pengertian
- bahan - ajar - materi pembelajaran.
http://dianramadani150393.blogspot.com/2012/12/pemilihan-materipelajaran.html
Pannin, Paulina dan Purwanto, 2001, Penulisan Bahan Ajar,
Jakarta: Pusat antar Universitas untuk Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas
Instruksional Ditjen Dikti Diknas.
Prastowo, Andi, 2011, Panduan Kreaftif Membuat Bahan
Ajar Inovatif, Jogjakarta: Diva Press.
Satori, Djam’an, dkk, 2007, Profesi
Keguruan, Jakarta: Universitas Terbuka.
http://zulkarnainidiran.wordpress.com/2009/06/28/131/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar