Kamis, 23 Mei 2013

METODE PEMBELAJARAN




Salah satu faktor yang menentukan corak dan keberhasilan belajar dan pembelajaran adalah ketepatan penggunaan metoda pembelajaran. Perbedaan metoda atau variasi metoda yang digunakan dalam proses pembelajaran akan berdampak kepada sebagian besar kegiatan dan interaksi yang terjadi dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Ketepatan penggunaan metode dalam proses pembelajaran juga sangat menentukan bagi ketercapaian tujuan pembelajaran sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik (guru). Berikut ini akan dikemukakan sejumlah metoda pembelajaran yang banyak digunakan baik dalam pembelajaran kelas besar maupun kelas kecil, pembelajaran teori maupun praktek.

A.  PENGERTIAN METODA PEMBELAJARAN
Secara umum metoda diartikan sebagai cara melakukan sesuatu. Adapun metoda mengajar (pembelajaran) ialah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pembelajaran kepada siswa (Tardif: 1987). Metoda pembelajaran dapat pula diartikan sebagai suatu cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran. Prinsip dasar pembelajaran yang dimaksud di antaranya adalah prinsip psikologis pendidikan dan prinsip pedagogis. Adapun teknik-teknik yang terkait dengan pembelajaran di antaranya adalah teknik komunikasi dan teknik pengelolaan atau manajemen pembelajaran (Ginting, 2008: 42).

B.  PRINSIP, TEKNIK, DAN MANAJEMEN PEMBELAJARAN

  1. Prinsip Psikologis Pendidikan
Prinsip psikologis dalam pembelajaran digunakan untuk memahami berbagai aspek psikologis pembelajaran yang meliputi; perkembangan intelektual, belajar sebagai perubahan tingkah laku, tingkat kecerdasan intelektual, dan motivasi dalam belajar.

  1. Prinsip Pedagogis dalam Pembelajaran
Prinsip pedagogis atau prinsip pembelajaran yang dimaksudkan meliputi berbagai teori dan pendekatan pembelajaran.

  1. Teknik Komunikasi dalam Pembelajaran
Teknik komunikasi dalam pembelajaran adalah bagaimana cara menyampaikan pesan atau materi pembelajaran serta bagaimana cara mengembangkan dialog antara pendidik (guru) dan peserta didik (murid) atau sesama peserta didik secara efektif. Hal ini terkait dengan pengemasan, pengiriman,media, gagasan, gangguan, penerimaan, interpretasi, dampak, dan umpan balik.

4.      Manajemen Pembelajaran
Teknik pengelolaan atau manajemen pembelajaran terkait dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan penilaian dalam pembelajaran.

C.    BERBAGAI METODA PEMBELAJARAN
Banyak metoda yang dapat digunakan dalam aktivitas belajar dan pembelajaran. Sebagian dari metoda pembelajaran tersebut adalah metoda-metoda dasar, seperti metoda ceramah, metoda tanya jawab, metoda diskusi, metoda peragaan, metoda pembelajaran keterampilan atau praktek. Sebagiannya lagi adalah modifikasi, inovasi, atau kombinasi yang bertumpu pada metoda-metoda dasar tersebut.

1.   Metoda Ceramah (Lecture Method)

a.   Pengertian Metoda Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif (Syah, 2008: 203). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan kemampuan siswa.

b.   Keunggulan metode ceramah
1)   Dapat digunakan untuk mengajar siswa dalam jumlah yang besar secara bersamaan.
2)   Tujuan pembelajaran dapat didefinisikan dengan mudah.
3)   Pengajar atau guru dapat dengan mudah mengendalikan isi, arah, dan kecepatan pembelajaran karena inisiatif utama pembelajaran terletak pada pengajar atau guru.
4)   Ceramah yang inspiratif dapat menstimulasi siswa untuk belajar lebih lanjut secara mandiri.

c.   Kelemahan Metoda Ceramah
1)   Rumusan Tujuan Instruksional yang sesuai hanya sampai dengan tingkat komprehension.
2)   Hanya cocok untuk kemampuan kognitif.
3)   Komunikasi cenderung satu arah.
4)   Sangat bergantung pada kemampuan komunikasi verbal penyaji (guru).
5)   Ceramah yang kurang inspiratif dapat menurunkan antusiasme peserta.

d.   Langkah-langkah Penggunaan Metoda Ceramah 

1)   Perencanaan (Plan). Langkah-langkah perencanaan meliputi:
a)   Mempelajari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) dari topik yang akan diajarkan sebagaimana termuat dalam kurikulum dan silabus.
b)   Melakukan studi kepustakaan untuk menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan.
c)   Membuat Rencana Penyelenggaraan Pembelajaran (RPP) yang meliputi:
(1)  Tujuan Pembelajaran yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi yang diharapakan dapat dikuasai siswa setelah berlangsungnya proses pembelajaran
(2)  Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
(3)  Metoda Pembelajaran
(4)  Alat dan Media Pembelajaran
(5)  Evaluasi
(6)  Penutup

2)   Persiapan (Prepare)
Menyiapkan fasilitas atau segala sesuatu yang diperlukan untuk kenyamanan proses pembelajaran, antara lain meliputi:
a)   Ruangan, meubelair, posisi duduk siswa, penerangan, aliran udara dan lain-lain. 
b)   Alat dan media pembelajaran, baik yang berupa perangkat lunak maupun perangkat keras
c)   Hand out atau bahan ajar.

3)   Penyajian (Present)
Secara umum penyajian materi terdiri dari tiga langkah utama, yaitu:
a)      Pembukaan; Pengkondisian peserta didik untuk memasuki suasana belajar, misalnya dengan menyampaikan salam dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
b)      Pengembangan; Penyajian materi secara lisan yang didukung dengan penggunaan media. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyampaikan ceramah adalah volume suara, intonasi, artikulasi, pandangan (kontak mata), gerak tubuh, perpindahan posisi dan lain-lain untuk menghidupkan suasana pembelajaran. Faktor kejutan dalam hal ini diperlukan untuk menarik perhatian peserta didik (siswa).
c)   Evaluasi dan Penutup; Evaluasi dapat dilakukan dengan tes tertulis kepada semua siswa atau tes lisan kepada beberapa peserta didik yang dipilih secara acak untuk mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Penutup untuk mengakhiri pembelajaran, misalnya dengan menyampaikan salam atau ucapan terimakasih. 


2.   Metoda Tanya Jawab (Question and Answer Method)
a.   Pengertian Metoda Tanya Jawab
Metoda tanya jawab adalah metoda pembelajaran di mana materi ajar disampaikan dalam bentuk tanya jawab antara guru dengan siswa dan sesama siswa (Gintigs, 2008: 45). Keberhasilan penggunakan metoda tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh penguasaan teknik atau keterampilan guru dalam menyampaikan dan menjawab pertanyaan. Terkait dengan teknik menyampaikan dan menjawab pertanyaan tersebut, terdapat enam kata yang mendasari semua jenis pertanyaan yang biasa disebut dengan istilah 5W+1H, yaitu:
1)      What (Apa)
2)      Why (Mengapa)
3)      When (Kapan)
4)      Where (Di mana)
5)      Who (Siapa)
6)      How (Bagaimana)

b.   Keunggulan Metoda Tanya Jawab
1)   Memotivasi siswa untuk mempersiapkan diri dan mengikuti proses pembelajaran secara aktif
2)   Mendorong siswa berfikir kritis dan memperkaya pemahaman terhadap materi yang diajarkan
3)   Dapat digunakan untuk menguji pengetahuan factual siswa untuk berbagai tingkat kemampuan atau taxonomi untuk semua ranah terutama ranah kognitif
4)   Dapat digunakan sebagai alat motivasi ekstrinsik yang akan meningkatkan semangat belajar siswa serta ketertarikan terhadap materi yang diajarkan
5)   Dapat digunakan untuk mengarahkan siswa kepada hasil belajar yang hendak dicapai karena tanya jawab dapat memfokuskan perhatian siswa kepada materi ppembelajaran
6)   Mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran

c.   Kelemahan Metoda Tanya Jawab
1)   Bila terjadi perbedaan pendapat, akan banyak menyita waktu untuk menyelesaikannya.
2)   Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan/ materi pembelajaran, hal ini terjadi jika guru tidak dapat mengendalikan jawaban atas segala pertanyaan siswanya
3)   Membutuhkan waktu lama untuk merangkum materi pembelajaran
4)   Tanya jawab akan dapat membosankan jika yang ditanyakan tidak ada variasi

d.   Strategi Penggunaan Metoda Tanya Jawab
Terdapat beberapa keterampilan yang diperlukan untuk mensiasati (mengatur strategi) penggunakan metoda tanya jawab agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. 
1)      Phrasing; penggunaan kalimat tanya yang jelas, singkat, tidak mengaburkan pikiran, dan menggunakan kata-kata sederhana yang mudah dipahami oleh siswa.
2)      Focusing; memusatkan perhatian siswa ke arah jawaban yang diminta oleh sang penanya.
3)       Pausing; memberi kesempatan sejenak kepada siswa untuk menyusun jawabannya.
4)      Reinforcement; memberi reward/penghargaan sebagai motivasi atau dorongan kepada siswa yang bertanya.
5)       Promting; memancing siswa dengan pertanyaan lain agar terbimbing dalam menemukan jawaban dari pertanyaan terdahulu. Hal ini dapat ditempuh dengan cara:
-          Menyusun pertanyaan baru dengan maksud yang sama.
-          Menjelaskan pertanyaan dengan contoh-contoh konkrit.
-          Menyederhanakan pertanyaan.
-          Menurunkan tingkat kesukaran dari isi pertanyaan.
6)      Probing (pelacakan); mengajukan pertanyaan yang bersifat melacak, yakni mengikuti respon siswa kemudian merangsang siswa untuk memikirkan jawaban yang telah mereka ajukan dengan maksud untuk mengembangkan jawaban terdahulu agar lebih jelas dan akurat.

3.   Metoda Diskusi (Discussion Method)
a.   Pengertian Metoda Diskusi
Metoda Diskusi dalam belajar adalah suatu cara penyajian/ penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberikan kesempatan kepada para siswa/ kelompok-kelompok siswa yang mengadakan pembicaraan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah.

b.   Manfaat Metoda Diskusi
Metode diskusi diaplikasikan dalam proses pembelajara dengan tujuan untuk:
1)   Mendorong siswa berpikir kritis
2)   Mendorong siswa mengekpresikan pendapatnya secara bebas,
3)   Mendorong siswa menyambungkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama
4) Mendorongf siswa  mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

c.   Kelebihan Metoda Diskusi (Subroto, 2002: 185)
1)      Metode diskusi melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar. 
2)      Setiap siswa dapat menguji pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. 
3)      Metode diskusi dapat menumbuh dan mengembangkan cara berpikir dan sikap ilmiah. 
4)    Dengan mengajukan dan mempertahankan pendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri. 
5)    Metode diskusi dapat menunjang usaha-usaha pengembangan sikap sosial dan sikap demokratis para siswa. 

d.   Kelemahan Metoda Diskusi
1.    Suatu diskusi tidak dapat diramalkan sebelumnya mengenai bagaimana hasil sebab tergantung kepada kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-anggotanya. 
2. Suatu diskusi memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya. 
3.      Jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa siswa yang menonjol. 
4.    Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi, akan tetapi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja yang dapat didiskusikan. 
5.  Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yang banyak. Siswa tidak boleh merasa dikejar-kejar waktu. 
6. Perasaan dibatasi waktu menimbulkan kedangkalan dalam diskusi sehingga hasilnya tidak bermanfaat. 
  1. Apabila suasana diskusi hangat dan siswa sudah berani mengemukakan pikiran mereka maka biasanya sulit untuk membatasi pokok masalahnya. 
  2. Sering terjadi dalam diskusi murid kurang berani mengemukakan pendapatnya. 
9.  Jumlah siswa di dalam kelas yang terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa untuk mengemukakan pendapatnya.

e.   Strategi Diskusi
Dilihat dari sasaran akhir dan pengaturan peserta, diskusi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu diskusi tertutup dan diskusi terbuka (Gintings, 2008: 51).

1)      Diskusi tertutup.
Diskusi tertutup adalah bentuk diskusi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Bertujuan untuk mencapai hasil akhir yang berupa kesimpulan atau kesepakatan.
-          Pimpinan diskusi memiliki kewenangan untuk mengarahkan; penetapan judul, waktu siskusi, pembicaraan, dan lalu lintas pembicaraan.

2)   Diskusi Terbuka
Diskusi terbuka adalah suatu bentuk diskusi yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
-          Topik di pilih secara demokratis
-          Bersifat memperluas pemahaman dan menggali pengetahuan tentang topik yang dibicarakan
-          Tidak harus berakhir dengan kesepakatan
-          Pimpinan diskusi berwenang pada lalu lintas dan pengaturan pembicaraan, tetapi tidak berwenang menentukan topik diskusi.

f.    Pengorganisasian Peserta Diskusi
Ditinjau dari pengorganisasian pesertanya diskusi dapat dibedakan menjadi tiga macam:
1)   Diskusi Umum
Suatu bentuk diskusi di mana semua peserta berada pada ruangan yang sama untuk membahas topik yang sama pula. Diskusi ini biasa disebut juga dangan diskusi kelompok besar karena dapat dihadiri oleh peserta dalam jumlah yang besar.

2)      Diskusi Kelompok  Kecil
Dikatakan sebagai diskusi kelompok kecil karena keseluruhan peserta diskusi dibagi kepada kelompok-kelompok kecil untuk membahas masalah-masalah yang telah ditentukan (sesuai dengan bagiannya masing-masing). Selanjutnya, hasil diskusi akan dibawa/disampaikan dalam diskusi pleno.



3)   Diskusi Pleno
Diskusi yang dihadiri oleh peserta yang terdiri dari kelompok-kelompok kecil untuk menyampaikan apa yang telah dibahas pada kelompok kecilnya masing-masing, sehingga hasil diskusi pleno merupakan rangkuman dari diskusi kelompok-kelompok kecil.

g.   Langkah-langkah penggunaan Metoda Diskusi dalam Proses Pembelajaran
Metode diskusi dalam belajar memiliki langkah-langkah sebagai berikut:
1)      Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. 
2)      Dengan pimpinan guru, siswa membentuk kelompok diskusi, memilih pemimpin diskusi (ketua, sekretaris/ pencatat, pelapor dan sebagainya (bila perlu), mengatur tempat duduk, ruangan sarana dan sebagainya. 
3)      Para siswa berdiskusi di kelompoknya masing-masing sedangkan guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok yang lain untuk menjaga serta memberi dorongan dan bantuan sepenuhnya agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif supaya diskusi bejalan dengan lancar. 
4)      Kemudian tiap kelompok diskusi melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil diskusi yang dilaporkan ditanggapi oleh semua siswa (terutama bagi kelompok lain). Guru memberi ulasan dan menjelaskan tahap-tahap laporan-laporan tersebut. 
5)      Para siswa mencatat hasil diskusi tersebut, dan para guru mengumpulkan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok, sesudah siswanya mencatat untuk fail kelas.

4.      Metoda Demonstrasi  (Demonstration Method)
a.   Pengertiian Metoda Demonstrasi
Istilah lain dari metoda demonstrasi adalah metode peragaan. Metode Demonstrasi adalah demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan (Syah, 2008: 208).
Sagala (2006: 210) menuturkan bahwa metode demonstrasi dalam pembelajaran adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Menurutnya metode demonstrasi ini lebih sesuai untuk mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yang sedang terlibat dalam proses serta dapat mengambil kesimpulan-kesimpulan yang diharapkan.
Metode demonstrasi baik digunakan untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proes mengatur sesuatu, proses membuat sesuatu, proses bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakan sesuatu, komponen-komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. 

b.   Manfaat Metode Demonstrasi
Penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat psikologis, antara lain sebagai berikut:
1)      Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan
2)      Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari
3)      Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa. 

c.   Kelebihan Metode Demonstrasi
1)      Perhatian siswa dapat dipusatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh guru sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti. Di samping itu, perhatian siswa pun lebih mudah dipusatkan kepada proses belajar mengajar dan tidak kepada yang lainya
2)      Dapat membimbing siswa ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran yang sama
3)      Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya
4)      Tidak memerlukan keterangan/penjelasan yang banyak karena gerakan dan proses dipertunjukkan
5)      Beberapa persoalan yang menimbulkan petanyaan atau keraguan dapat diperjelas pada waktu proses demonstrasi.

d.   Kelemahan Metoda Demonstrasi
1)      Derajat visibilitasnya kurang, jika peserta didik tidak dapat melihat atau mengamati keseluruhan benda atau peristiwa yang didemonstrasikan kadang-kadang terjadi perubahan yang tidak terkontrol
2)      Memerlukan ala-alat khusus yang kadang-kadang alat itu sulit didapat
3)      Demonstrasi merupakan metode yang tidak wajar bila alat yang didemonstrasikan tidak dapat diamati secara seksama
4)      Memerlukan pemusatan perhatian terhadap hal-hal yang didemonstrasikan namun dalam hal ini banyak diabaikan oleh siswa
5)      Tidak semua hal dapatdi demonstrasikan di kelas.
6)      Memerlukan banyak waku sedangkan hasilnya kadang-kadang sangat sedikit
7)      Kadang-kadang hal yang didemonstrasikan di kelas akan berbeda jika proses itu didemonstrasikan dalam situasi nyata atau sebenarnya
8)      Membutuhkan ketelitian dan kesabaran agar demonstrasi mendapatkan hasil yang baik.

e.   Langkah-langkah Penerapan Metoda Demonstrasi
Penerapan metode demonstrasi dalam belajar dan pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut (Gintings, 2008: 54-56):
1)   Langkah Perencanaan
-   Mempelajari dengan cermat topik yang akan diajarkan dan mencatat bagian-bagian atau langkah-langkah yang akan dipergunakan
-   Membuat skenario peragaan yang merujuk pada topik pembelajaran, tujuan pembelajaran, catatan tentang bagian dan langkah-langkah utama yang telah dibuat sebelumnya 
-     Mempersiapkan dan memeriksa kesiapan peralatan serta perlengkapan pendukung lainnya
-   Melakukan uji coba serta menyempurnakan skenario peragaan yang telah dibuat menjadi skenario akhir yang akan digunakan di kelas.

2)   Langkah Persiapan
-     Menyiapkan skenario peragaan yang telah disempurnakan
-     Mempersiapkan dan memeriksa kesiapan peralatan dan perlengkapan pendukung lainnya
-    Mengatur posisi alat peraga dan mengatur posisi duduk siswa sehingga setiap siswa dapat melihat setiap langkah peragaan dengan jelas
-   Menyampaikan tujuan peragaan dalam kaitannya dengan topik yang sedang dipelajari dan menjelaskan kompetensi yang hendak dicapai melalui peragaan.

3)   Langkah Pelaksanaan
-     Meminta kepada semua siswa untuk memperhatikan dengan seksama apa yang akan diperagakan oleh guru
-     Melaksanakan langkah dami langkah dengan kecepatan normal tanpa berbicara
-     Mengulangi langkah demi langkah dengan kecepatan yang diperlambat (sub normal) sambil menyebutkan dan menjelaskan apa yang sedang dikerjakan
-     Meminta kepada siswa untuk menyebutkan urutan langkah demi langkah dalam kecepatan sub normal dan guru melakukan langkah-langkah sesuai dengan urutan yang disebutkan siswa
-     Meminta kepada siswa untuk melakukan langkah demi langkah dengan kecepatan sub normal sambil mendeskripsikan setiap langkah yang dilakukannya
-     Menginstruksikan kepada siswa untuk melaksanakan seluruh langkah dengan kecepatan normal tanpa berbicara.

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-     Mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan langkah-langkah yang baru diperagakan
-     Meminta komentar dari siswa lain tentang pelaksanaan langkah-langkah yang baru diperagakan
-    Memberikan koreksi terhadap langkah-langkah atau penjelasan terhadap langkah yang salah dan meminta siswa yang lin untuk mencoba mengulangi atau memperagakan kembali
-     Membuat kesimpulan atau rangkuman dari peragaan seraya mengakhiri peragaan  kepada siswa, misalnya menyampaikan ucapan terimakasih atas perhatian dan partisipasinya.

5.   Metoda Bermain Peran (Role Playing Method)
a.   Pengertian Metada Bermain Peran
Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan pendidikan yang di gunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai, dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandang dan cara berfikir orang lain (Depdikbud, 1964:171).
Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya teman-temannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses kelompok sosial. Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah hubungan antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas.
Proses belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati tokoh yang dikehendaki dan keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan proses  pemahaman, penghargaan, serta identifikasi diri terhadap nilai-nilai yang berkembang: (Hasan, 1996: 266).
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa  metoda bermain peran adalah metoda pembelajaran yang berupa dramatisasi masalah sosial atau psikologis dengan bermain peran.

b.   Manfaat Metode Bermain Peran
Penggunaan metode bermain peran dalam proses belajar dan pembelajaran dapat memberi manfaat antara lain sebagai berikut:
1)   Memotivasi siswa untuk lebih memahami kondisi psikologis dan peran sosial dalam kehidupan bermasyarakat  
2)   Menarik minat dan perhatian siswa,
3)   Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka mengalami emosi, perbedaan pendapat, dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan sosial anak,
4)   Menarik siswa untuk bertanya,
5)   Mengembangkan kemampuan komusikasi siswa,
6)   Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.

c.   Kelebihan Metoda Bermain Peran
1)   Meningkatkan kompetensi siswa dalam melakukan kegiatan praktis sehingga mendekati keadaan sebenarnya
2)   Menciptakan suasana pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
3)   Menumbuhkan semangat bekerja sama
4)   Menumbuhkan kebiasan menerima dan berbagi tanggung jawab dengan sesamanya
5)   Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
6)   Melatih keberanian siswa untuk tampil di hadapan orang banyak
7)   Mendorong siswa untuk mengambil suatu kesimpulan berdasarkan penghayatannya sendiri
8)   Mendorong siswa untuk berpikir kritis dan sistematis.

d.   Kelemahan Metode Bermain Peran
1)      Sebagian anak yang tidak ikut bermain menjadi kurang kreatif dan bersikap apatis.
2)      Banyak memakan waktu, baik waktu persiapan dalam rangka pemahaman isi bahan pelajaran maupun pada pelaksanaan pertunjukan.
3)      Memerlukan tempat yang cukup luas
4)      Kegaduhan di kelas yang ditimbulkan oleh suasana bermain peran dapat mengganggu ketenangan kelas yang lain
5)      Membutuhkan ketekunan, kecermatan, dan waktu cukup lama.
6)      Ada kalanya para murid enggan memerankan suatu adegan karena merasa rendah diri atau malu.
7)      Apabila pelaksanaan dramatisasi gagal, maka guru tidak dapat mengambil sesuatu kesimpulan apapun yang berarti pula tujuan pengajaran tidak dapat tercapai.

e.   Langkah-langkah Penerapan Metode Bermain Peran
1)   Langkah perencanaan
-  Mempelajari dengan seksama topik yang akan disajikan dan menentukan (mencatat) bagian-bagian yang akan diperagakan
-  Membuat skenario peragaan dengan merujuk pada topik dan tujuan pembelajaran serta langkah-langkah utama yang telah ditentukan sebelumnya

2)   Langkah persiapan
-  Mempersiapkan dan memeriksa peralatan pendukung
-  Mempersiapkan skenario simulasi yang telah disempurnakan
-  Menjelaskan kepada siswa (para pemeran) gambaran umum simulasi dalam kaitannya dengan topik yang dipelajari dan tujuan yang hendak dicapai
-  Membagiikan skrip kepada siswa pemeran sesuai dengan perannya masing-masing
-  Memberi kesempatan kepada siswa pemeran untuk bertanya untuk memperjelas pemahamannya tentang kegiatan simulasi dan peran yang akan dimainkannya

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Melaksanakan langkah demi langkah sesuai dengan skenario yang telah dipersiapkan
-  Mengendalikan kegiatan agar berjalaan sesuai dengan skenario
-  Membuat catatan tentang hal-hal yang perlu didiskusikan setelah pertunjukan, hal-hal yang perlu mendapat pujian, dan hal-hal yang perlu diperbaiki
-  Mengulangi pementasan/pertunjukan dengan menunjuk siswa lain yang belum bermain untuk menjadi pemerannya (jika waktu mencukupi)

4)   Langkah evaluasi dan penutup
-  Ajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan pertunjukan sesuai dengan catatan yang telah dibuat
-  Memberikan kesempatan kepada siswa yang bermain maupun yang tidak turut bermain untuk mengomentari pertunjukan
-  Membuat rangkuman sesuai tujuan pembelajaran dengan menggali dari komentar dan tanggapan siswa.

6.   Metoda Pembelajaran Praktek
a.   Pengertian Metoda Pembelajaran Praktek
Metode praktek merupakan metode pembelajaran dimana peserta didik/ siswa melaksanakan kegiatan latihan atau praktek agar memiliki ketegasan atau ketrampilan yang lebih tinggi dari teori yang telah dipelajari. Metode ini umumnya dilaksanakan dalam pendidikan kejuruan, pendidikan profesi, dan diklat (pendidikan dan pelatihan).
Metoda pembelajaran praktek/praktek lapangan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini dilakukan di lapangan, yang bisa berarti di tempat kerja, maupun di masyarakat.
Praktek merupakan upaya untuk memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mendapatkan pengalaman langsung. Ide dasar belajar berdasarkan pengalaman mendorong peserta didik untuk merefleksi atau melihat kembali pengalaman-pengalaman yang mereka pernah alami.
Selama praktek, peserta didik diharapkan mampu melihat, mengamati, memahami, membandingkan dan memecahkan suatu masalah saat kegiatan praktek dilaksanakan.

b.   Tujuan Pembelajaran Praktek
Adapun tujuan pembelajaran praktek adalah sebagai berikut:
1)   Meningkatkan kemampuan peserta didik sesuai kondisi nyata di lapangan.
2)   Menambah wawasan tentang informasi serta melatih pola pikir peserta didik untuk dapat menggali permasalahan, yang kemudian akan dianalisa dan dicari penyelesaiannya secara integral komprehensif.
3)   Memperluas wawasan umum peserta didik tentang orientasi pengembangan teknologi di masa yang akan datang sehingga diharapkan dapat menyadari realitas yang ada antara teori yang di berikan di kelas dengan tugas yang di hadapi di lapangan.
4)   Memberikan solusi terhadap masalah yang ada saat praktek.

c.   Lokasi Pembelajaran Praktek
Pembelajaran praktek ditinjau dari tempat pelaknasanaannya dapt dibedakan atas:
1)      Pembelajaran praktek di bengkel atau laboratorium. Pembelajaran ini terutama digunakan untuk menguji konsep, teori, atau prinsip-prinsip dasar keilmuan tertentu. Kegiatan pembelajaran berisi percobaan, eksperimen, atau simulasi teknis nntuk menguji kebenaran konsep, teori, atau prinsip-prinsip dasar. Pembelajaran praktek di bengkel atau di laboratorium juga diselenggarakan untuk melatih kompetensi tertentu terutama kompetensi dasar dalam hal yang disimulasikan (Gintings, 2008: 60).
2)      Pembelajaran Praktek di Lapangan atau Praktek Kerja. Pembelajaran praktek di lapangan diselenggarakan terutama untuk memberikan kesempatan peserta didik untuk melatih atau menerapkan kempetensi dasar yang telah dilatih di sekolah (kelas) dalamsituasi di lapangan.

d.   Keunggulan Metoda Pembelajaran Praktek
1)      Diperolehnya perubahan perilaku ranah psikomotor dalam bentuk ketrampilan melakukan pekerjaannya sesuai dengan tuntutan profesinya kelak
2)      Mempermudah dan memperdalam pemahaman tentang berbagai teori yang terkait dengan praktek yang sedang dikerjakannya
3)      Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena pekerjaan yang dilakukan memberikan tantangan baru baginya.
4)      Meningkatkan kepercayaan diri siswa tentang profesionalisme yang dimilikinya

e.   Kelemahan Metoda Pembelajaran Praktek
1)      Memerlukan persiapan yang matang
2)      Siswa memerlukan waktu yang relatif lama untuk mencapai kompetensi standar yang diperlukan dilapangan kerja sebenarnya.
3)      Memerlukan biaya yang tinggi untuk pengadaan bahan dan peralatan praktek
4)      Membutuhkan biaya yang tinggi untuk pengoprasian serta pemeliharaan peralatan praktek
5)      Memerlukan guru yang benar-benar terampil dalam melakukan pekerjaan yang akan dipraktekkan oleh siswa


f.    Langkah-langkah Penggunaan Metode Pembelajaran Praktek
Langkah-langkah metode pembelajaran praktek tidak berbeda jauh dari langkah-langkah metode pembelajaran yang telah disebutkan sebelumnya. Perbedaannya terletak pada masalah teknis yang disebabkan oleh obyek dan ruang lingkup pelaksanaan yang berbeda. Langkah-langkah pembelajaran praktek di laboratorium atau bengkel meliputi:

1)   Langkah Perencanaan
- Melakukan anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
-  Membuat lembar kerja yang sedikitnya terdiri dari; tujuan pembelajaran, rangkuman teori, langkah-langkah kerja, dan evaluasi
-  Memeriksa kesiapan peralatan dan perangkat pendukung lain yang diperlukan 
-  Melakukan uji coba dan menyempurnakan lembar kerja yang telah dibuat menjadi lembar kerja akhir yang akan digunakan
-  Membuat panduan penilaian yang meliputi langkah-langkah kunci yang harus dikerjakan siswa dengan benar dan hasil-hasil yang harus dicapai siswa

2)   Langkah Persiapan
-  Memeriksa kembali peralatan dan perangkat pendukung yang telah disiapkan
-  Menjelaskan kepada siswa gambaran umum simulasi dalam kaitannya dengan topik yang akan dipelajari dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
-  Membagikan lembar kerja kepada siswa
-  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya guna memperjelas pemahamannya terhadap kegiatan praktek yang akan dilaksanakan.

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Menginstruksikan kepada siswa untuk melaksanakan langkah-langkah kegiatan praktek sesuai dengan lembar kerja
-  Melakukan koreksi terhadap siswa yang melakukan kesalahan
-  Membuat catatan tentang hal-hal yang perlu didiskusiakan setelah kegiatan praktek

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-  Mengajukan sejumlah pertanyaan terkait dengan kegiatan praktek yang telah dilaksanakan sesuai dengan catatan yang telah dibuat selama kegiatan praktek belangsung
-  Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan komentar terkait dengan kegiatan praktek yang telah dilaksanakan
-  Membuat rangkuman sesuai dengan tujuan pembelajaran

Adapun langkah-langkah praktek kerja atau praktek lapangan meliputi:

1)   Langkah Perencanaan
-  Melakukan anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
-  Mengidentifikasi lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan praktek dengan merujuk kepadan hasil analisis kurikulum
-  Membuat buku panduan pelaksanaan praktek kerja lapangan
-  Membuat daftar distribusi siswa ke beberapa lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan praktek yang bersedia menerima
-  Membuat jadwal kegiatan praktek kerja lapangan

2)   Langkah Persiapan
-  Memperbaiki dan membuat penyesuaian daftar distribusi siswa praktek kerja dengan lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan praktek
-  Menyiapkan surat-surat dan kelengkapan administrasi lainnya yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan
-  Menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi para siswa yang hendak melaksanakan praktek kerja lapangan

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Siswa melakukan orientasi lapangan di bawah bimbingan instruktur dari lembaga, perusahaan, atau tempat praktek kerja
-  Siswa melakukan praktek kerja lapangan di bawah bimbingan instruktur dari lembaga, perusahaan, atau tempat praktek kerja
-  Menggali masukan dari siswa tentang kesulitan maupun kemudahan dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan
-  Menggali masukan dari instrktur perusahaan, lembaga, atau tempat praktek kerja tentang kemajuan kompetensi siswa dan permasalahannya
-  Mengusulkan kepada lembaga, perusahaan, atau tempat praktek kerja untuk menerbitkan sertifikat dangan memberikan penjelasan bahwa sertifikat tersebut kelak akan berguna bagi siswa praktek

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-  Mengumpulkan laporan praktek kerja dasi semua siswa kerja praktek
-  Membuat catatan-catatan untuk kepentingan perbaikan pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan pada waktu yang akan datang
-  Memberikan penilaian terhadap laporan hasil praktek kerja lapangan yang telah dibuat oleh siswa
-  Membuat laporan penyelenggaraan praktek kerjamlapangan

7.   Metoda Kunjungan Lapangan
a.   Pengertian Metoda Kunjungan Lapangan
Metoda kunjungan lapangan adalah metoda pembelajaran dengan cara memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengunjungi obyek di lapangan yang sesuai dengan topik pembelajaran. Kegiatan kunjungan lapangan diselenggarakan terutama untuk memberikan kesempatan kepada siswa atau mahasiswa atau peserta diklat melakukan pengamatan kegiatan yang berkaitan dengan dunia profesinya dalam situasi nyata di lapangan.

b.   Keunggulan Metoda Kunjungan Lapangan
1)      Sangat efektif dalam memperluas wawasan siswa sebagai perubahan perilaku ranah kognitif tentang bidang pekerjaan sesuai dengan profesinya kelak.
2)      Memperkuat dan memperdalam pemahaman tentang aplikasi berbagai teori dan praktik yang dipelajari siswa di sekolah.
3)      Meningkatkan motivasi dan gairah belajar siswa karena memperolah gambaran nyata tentang lapangan pekerjaan.
4)      Memberikan masukan praktis dan baru bagi guru serta sekolah guna meningkatkan program pembelajaran.
5)      Menjadi sarana hubungan kerjasama yang lebih luas dan saling menguntungkan antara sekolah dan lembaga yang dikunjungi.
6)      Menjadi sarana promosi sekolah dan tamatan kepada lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.

c.   Kelemahan Metoda Kunjungan Lapangan
1)      Memerlukan biaya relative tinggi untuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi peserta kunjungan lapangan.
2)      Kegiatan di lembaga atau perusahaan sasaran kunjungan lapangan tidak selalu sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai.
3)      Lokasi lembaga atau perusahaan sasaran kunjuungan lapangan yang kurang matang justru akan mengalihkan tujuan kunjungan lapangan menjadi sekedar wisata tanpa manfaat yang memadai dari sudut pandang belajar dan pembelajaran.

d.   Langkah-langkah Penggunaan Metoda Kunjungan Lapangan

1)   Langkah Perencanaan
-  Melakukan anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
-  Mengidentifikasi lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan kunjungan lapangan dengan merujuk kepadan hasil analisis kurikulum
-  Membuat buku panduan pelaksanaan kunjungan lapangan
-  Membuat format penilaian kunjungan lapangan

2)   Langkah Persiapan
-  Melakukan pendekatan kepada lembaga, perusahaan, atau tempat tujuan kunjungan lapangan
-  Membuat dan atau menyesuaikan waktu kunjungan lapangan
-  Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan
- Menyelenggarakan kegiatan pembekalan bagi para siswa yang hendak melakukan kunjungan lapangan  

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Siswa melaksanakan kegiatan dengan merujuk kepada buku panduan selama kegiatan kunjungan lapangan
-  Membimbing dan mengarahkan siswa dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan
-  Membuat catatan tentang hal-hal yang perlu didiskusikan setelah pelaksanaan kegiatan kunjungan lapangan

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-  Mengumpulkan laporan dari semua siswa peserta kunjungan lapangan
-  Mendiskusikan hasil kegiatan kunjungan lapangan dengan semua siswa peserta kunjungan sesuai dengan catatan yang telah dibuat
-  Memberikan penilaian terhadap laporan hasil kunjungan lapangan yang telah dibuat oleh masing-masing siswa

8.   Metoda Proyek
a.   Pengertian
Metode proyek adalah metoda pembelajaran dimana siswa secara individual atau secara kelompok ditugaskan mengerjakan sebuah proyek dengan menerapkan berbagai kompetensi yang terkait secara terpadu untuk menghasilakan sebuah produk atau hasil karya yang nyata dan tuntas.

b.   Keunggulan Metoda Proyek
1)      Sangat efektif dalam memfasilitasi aplikasi berbagai kompetensi secara terpadu dalam kegiatan nyata dan produktif.
2)      Sangat efektif dalam membangkitkan motivasi belajar dan rasa tanggung jawab dalam diri siswa.
3)      Jika dikerjakan secara kelompok maka siswa akan belajar dan berlatih bekerja dalam sebuah tim dengan mana mereka berlatih dalam mengembangkan sikap, pengetahuan, ketrampilan yang diperlukan dalam pembentukan “teamwork,”

c.   Kelemahan Metoda Proyek
1)      Membutuhkan persiapan dan rancangan yang matang.
2)      Membutuhkan keahlian yang memadai dari guru untuk memilih pryek yang sesuai dengan isi kurikulum.
3)      Dalam beberapa hal metode proyek menuntut konsekuensi biaya yang cukup besar.
4)      Untuk proyek yang menjangkau semua ranah perilaku dan jenjang kompetensi yang tinggi memerlukan waktu tambahan diluar jadwal pelajaran.

d.   Langkah-langkah Penerapan Metoda Proyek

1)   Langkah Perencanaan
-  Melakukan anilisis kurikulum dengan mempelajari keterampilan yang akan diajarkan dengan merujuk pada kurikulum dan lilabus meliputi standar kompetensi, prosedur kegiatan, dan kondisi yang diperlukan untuk melatih keterampilan yang sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI).
-  Mengidentifikasi sejumlah judul proyek dengan merujuk kepada hasil analisis kurikulum
-  Membuat buku panduan pelaksanaan tugas proyek
-  Membuat daftar kelompok dan pembagian tugas proyeknya
-  Membuat jadwal pelaksanaan tugas proyek
           
2)   Langkah Persiapan
-  Menjelaskan kepada siswa gambaran umum tugas proyek dan kaitannya dengan topik yang dipelajari serta tujuan yang akan dicapai
-  Memberi keempatan kepada siswa untuk bertanya guna memperjelas pemahamannya tentang tugas proyek yang akan dilaksnakan 

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Siswa melaksanakan kegiatan proyek sesuai dengan rencana kerja yang telah dibuat dengan mengacu kepada buku panduan yang telah dibagikan sebelumnya
-  Siswa dapat berkonsultasi kepada guru dalam memecahkan masalah yang timbul selama pelaksanaan kegiatan proyek

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-  Menyelenggarakan seminar kecil untuk memberi kesempatan kepada siswa mempresentasikan tugas proyeknya
-  Memberi penilaian terhadap pelaksanaan, hasil, dan penyajian tugas proyek.

9.   Metoda Tutorial
a.   Pengertian Metoda Tutorial
Metode tutorial adalah suatu proses pengelolaan pembelajaran yang dilakukan melalui proses bimbingan yang diberikan/dilakukan oleh guru kepada siswa baik secara perorangan atau kelompok kecil siswa. Disamping metoda yang lain, dalam pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar, metoda ini banyak sekali digunakan, khususnya pada saat siswa sudah terlibat dalam kerja kelompok.
Menurut Gintings (2008: 79-80) metode ini sangat cocok diterapkan dalam model pembelajaran mandiri seperti pada pembelajaran jarak jauh di mana siswa terlebih dahulu diberi modul untuk dipelajari.

b.   Keunggulan Metode Tutorial
1)      Siswa memperoleh pelayanan pembelajaran secara individual sehingga permasalahan spesifik yang dihadapinya dapat dilayani secara spesifik pula.
2)      Seorang siswa dapat belajar dengan kecepatan yang sesuai dengan kemampuannya sendiri tanpa harus dipengaruhi oleh kecepatan bel;ajar siswa yang lain.

c.   Kelemahan Metode Tutorial
1)      Sulit dilaksanakan pembelajaran klasikal karena guru harus melayani siswa dalam jumlah yang banyak.
2)      Jika tetap dilaksanakan, diperlukan teknik mengajar dalam tim atau “team teaching” dengan pembagian tugas di antara anggota tim.
3)      Apabila tutorial ini dilaksanakan, untuk melayani siswa dalam jumlah yang banyak, diperlukan kesabaran dan keluasan pemahamann guru tentang materi pembelajaran.  

d. Langkah-langkah Metoda Pembelajaran Tutorial

1)   Langkah Perencanaan
-  Mempelajari modul dan mengidentifikasi bagian-bagian yang sulit
-  Menyusun strategi bimbingan 

2)   Langkah Persiapan
-    Menyiapkan bahan ajar tambahan
-  Menyiapkan soal-soal sederhana sebagai jembatan untuk menyelesaikan soal-soal yang sulit

3)   Langkah Pelaksanaan
-  Mengidentifikasi siswa yang menghadapi kesulitan dalam memahami modul yang telah diberikan berikut bagian-bagian yang sulit dipahami
-  Laksanakan tutorial dengan menggunakan langkah-langkah yang telah dipersiapkan lebih dahulu

4)   Langkah Evaluasi dan Penutup
-  Melakiukan tanya jawab ntuk meyakinkan bahwa siswa yang bersangkutan telah dapat mengatasi kesulitan belajarnya dan memahami materi pembelajaran yang dipelajari
-  Memberikan tugas mandiri, termasuk mempelajari tugas tambahan dengan tujuan memantaapkan dan memperluas pemahaman siswa yang bersangkutan tentang materi yang dipelajari. 

10. Metode Andragogi
a.   Pengertian Metoda Andragogi
Secara etimologis andragogi mempunyai ati membimbing. Dalam pengertian yang lebih luas andragogi adalah seni dan ilmu dalam membantu peserta didik (orang dewasa) untuk belajar. Jadi andragogi berbeda dengan pedagogi yang merupakan seni mengajarkan pengetauan kepada anak-anak.

b.   Pandangan Andragogi tentang Pendidikan
Menurut pandangan andragogi, setiap pendidikan harus mampu membantu peserta didik dalam :
1)      Menciptakan suasana belajar yang kondusif melalui kerjasama dalam merencanakan program pembelajaran
2)      Menemukan kebutuhan belajar
3)      Merumuskan tujuan dan materi yang cocok untuk memenuhi kebutuhan belajar
4)      Merancang pola belajar dalam sejumlah pegalaman belajar untuk peserta didik
5)      Melaksanakan kegiatan belajar dengan menggunakan metode teknik dan sarana belajar yang tepat
6)      Menilai kegiatan belajar serta mendiagnosis kembali kebutuhan belajar untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya.

c.   Asumsi-asumsi dalam Metoda Andragogi
Diasumsikan bahwa orang dewasa berbeda dengan anak-anak dalam cara mereka belajar dan cara mereka bersikap karena:
1)      Orang dewasa ke dalam kelas membawa gaya kognitif mereka sendiri yang telah terbentuk sebelumnya
2)      Orang dewasa telah memiliki kebiasaan belajar sendiri yang telah terbentuk melalui pengalaman belajar sebelumnya
3)      Orang dewasa telah memiliki sikap dan perasaan yang telah terbentuk dan tidak mudah diubah
4)      Orang dewasa secara fisik memiliki keterbatasan dalam daya tahan, mobilitas dan konsentrasi.

Sudjana (2000: 63-66) mengajukan sejumlah asumsi yang digunakan dalam menerapkan metode andragogi, yaitu orang dewasa :
  1. Mempunyai konsep diri
  2. Mempunyai akumulasi pengalaman
  3. Mempunyai kesiapan untuk belajar
  4. Berharap dapat segera menerapkan perolehan belajarnya
  5. Memiliki kemampuan untuk belajar 

D.  MEMILIH METODA PEMBELAJARAN
Memilih dan menentukan metoda pembelajaran untuk suatu kegiatan belajar dan pembelajaran hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
1)      Tidak ada satupun metode yang paling unggul karena semua memiliki karakteristik yang berbeda, dan memiliki kelemahan dan keunggulan
2)      Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi lainnya.
3)      Setiap kompetensi mempunyai karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan suatu metode yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain
4)      Setiap siswa memiliki sensifitas berbeda terhadap metode pembelajaran
5)      Setiap siswa memiliki bekal perilaku berbeda serta tingkat kecerdasan yang berbeda pula
6)      Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang berbeda
7)      Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas yang lengkap
8)      Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam menerapkan suatu metode pembelajaran.


DAFTAR PUSTAKA

Gintings, Abdorrakhman, 2008, Essensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Humaniora.
Depdikbud, 1999,  Penelitian Tindakan Kelas , Jakarta : Depdikbud.
Hasan S.N., 1996, Pendidikan ilmu-ilmu sosial buku 1 dan 2, Bandung: UPI.
Sagala, Syaiful (2006). Konsep dan Makna Pembelajaran. Jakarta : Alfabeta.
Syah, Muhibbin, 2008, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Subroto, Surya. 2002. Proses Belajar Mengajar Di Sekolah. Jakarta: PT. Ardi Mahatya.
Sudjana, H.D., 2000, Strategi Pembelajaran, Bandung: Falah Production
Tardif, Richard, 1987, The Penguin Macquarie Dictionary of Australian Education, Ringwood Victoria: Penguin Books Australia Ltd.


2 komentar:

  1. Thanks infonya. Oiya, saya nemu artikel menarik nih yang ngebahas tentang kesalahan terbesar yang kerap dilakukan orang tua dalam mendidik anaknya seputar keuangan. Ini informatif banget sih, apalagi yang ngomong miliarder kenamaan Warren Buffett. Cek langsung disini ya: Kata Warren Buffet, ini kesalahan terbesar orang tua dalam mendidik anak tentang keuangan

    BalasHapus
  2. Dapatkan Bonus Angpao Tanpa Deposit Edisi Imlek 2021... Join Disini Sekarang Kumpulan Berbagai Macam Permainan Taruhan Online Terbaik, Kunjungi Website Kami Di Klik Disini dan Dapatkan Bonus Terbaru 8X 9X 10X win klik disini untuk mendapatkan akun Sabung Ayam anda dan Bonus Berlimpah.

    BalasHapus